Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2017

Sort of Goodbye

So I guess this is it I'm leaving I was ill, insane, and so messed up My feelings for you was true, it was real But it was wrong It was a delusion Something I create in my mind to protect myself Part of curing myself is to accept that I was wounded That I need to grieve, to heal my scar You came to my life and saved me from despair You were brought here by universe to teach me But not to be my saviour Because I have to save myself I couldn't imagine staying any longer Without prolonging my addiction Without seeing you, even for a glance So somehow I know I have to go There are dozens of reason why I have to go And my limerence to you is one of it It's almost two years godamit You're just too good to be true My mind is too addicted That even if I try so hard not looking for you or at you Just a glimpse of you shattered my defenses This letter is hopefully my last one I am resigning, so you don't have to worry About seeing me on campus next s

Self Reminder: Again on Love Addiction

.... While some issues may never be completely resolved, learning to love yourself, and understand that you are worthy no matter what, will finally free you to have healthy relationships that are truly fulfilling. Treatment For Love Addiction The core element of treatment, however, is the psychological side. For people suffering from love addiction, this often involves addressing and coming to terms with the parental abandonment that led to the issue. The process can be challenging and time-consuming, but this is the only way to truly get to the root of the issue and help the individual get better and learn to have healthy relationships. This is done through groups like Sex and Love Addicts Anonymous (SLAA), which apply the 12-step approach. This is group therapy—enabling sharing with and learning from others with the same (or similar) issues—but more traditional one-to-one treatment is also often incorporated into treatment programs. One-to-one counselors should be specialists in

Second Session

The second session happened around end of April or beginning of May. It was few days after flooding myself with A. We were both working/in charge on a dept.event. I'd be looking at him from afar, between my duties that day. He was gorgeous as usual. Though with rather unusual match of batik and sneakers. Haha. We'd have encounters but I can sensed he avoided talking to me. That's okay. It kinda hurt a little but I can bear with it. It will be awkward anyway, and I might have a heart attack. Haha. But I disillusioned myself, clearly. I for one was purposely trying to get his attention by chatting very actively with his boy-friends, and overdo my responses in some statements. Sigh. How pity of me. But I kinda think he's doing the same thing. There's one time. I was sitting quietly, holding my phone I guess, but not talking to anyone. He obviously knew I was right there. He's standing few steps from me but talking with one of his girl-friend. They were talking bl

First Session

My first session was coincidental. It happened on a Monday, early April. During the weekend I was so messed up, I couldn't sleep well, which really then messed my emotions. I was heavily thinking of A. I was confused. Why am I feeling this way? This isn't love, but it goes far beyond infatuation. It's already more than one and a half year, and he's still stuck in my head. So I looked up the internet. Types of love. Kinds of love. Then I found this term: limerence. I kept browsing, it got more interesting. Then I found limerence.net, which 98% of what's described there fit my conditions. Now I know what's happening to me. I was sick, heavily addicted, to love. Luckily, I can get a session with the psychologist the next day. I printed out the pages, ask her to read them. Then ask her how I can be healed.  How does she cure people with addiction? How can I get A out of my mind. How can I be sick like this? You know why? Because limerence is love addiction. She s

Third Session

The third session of my therapy was unplanned, as usual. I never set up an appointment, just using canceled sessions of students. At first, I told the psychologist that I haven't sleep well these pas few days. It's hard for me to fall asleep. Or,  I finally slept then got awake in the middle of the night, then kept awake for no real reason. I told her that when I couldn't sleep or wide awake, I'd be thinking about him, A. I'd be delusional, playing up ideas of scenes with him, or plain reeling images of A right inside my head. Then I'd be so tired I will actually fall asleep. I told her that Friday I caught a glimpse of A strolling about. I felt okay that time, just happy to see he's okay and all. But then Friday night I started to feel anxious, like sorrow inside me grew heavily. I got insomnia until morning. I told her that my heart is filled with deep longing of him. I miss him so much for no apparent reason. Who the hell is he, how can this be, and why

I Want To

I want to love you Because I love how you smile at me Because you're a special being Because you're so filled with life I want to adore you Because you draw bold images You dance and jump with all your heart You have so many stories and ideas I want to cherish you Because you're a caring person An observant little human A strong-willed soul I want to take good care of you Because you're so precious Because you're destined for something big Because I believe in what you could be I want to kiss your sweet cheek To brush your hair with my fingers To look into your bright eyes And touch every inch of your beautiful face I want to hold you tight Because you give the sweetest smile Because you I want you to feel safe Because I want you to feel loved And all not just because You're my daughter

Anti Proliferasi Reuni

Sebenarnya apa yang mendorong orang -dan maksudku BANYAK sekali orang- mengadakan reuni beberapa tahun terakhir? Satu hal yang jelas, sejak meluasnya penggunaan media sosial, orang "berumur" (sudah punya cukup umur dan alasan) semakin mudah terhubung dengan kawan lamanya, dari berbagai tingkatan sekolah dan jenjang studi. Ini memudahkan mereka mengetahui kabar dan lokasi masing-masing, juga untuk mengkoordinasi acara reuni itu sendiri. Sejujurnya aku jengah dengan fenomena reuni ini. Kalau dulu, reuni itu dianggap layak disebut reuni karena dilakukan setelah sepuluh, dua puluh bahkan tiga puluh tahun sejak lulus. Sekarang, sepertinya setiap tahun ada saja acara temu alumni atau reuni. Malah jadi tidak istimewa menurutku. Secara pribadi, aku bukan peminat reuni. Kalau memang ingin kumpul dengan teman lama (yang tentu saja teman paling dekat tidak akan lebih dari sepuluh orang per tingkat sekolah), aku akan datangi mereka di rumah, mengundang ke rumahku, atau janjian bertemu

Kisah Klasik

Dear Raka dan teman-teman Komako, Selamat untuk semua kerja keras dan kesabaran, setiap peluh yg tercurah, rasa kantuk yang tertunda, rasa kesal yang tertahan... Sungguh, menaklukkan diri sendiri itu jauh lebih hebat dari menundukkan siapapun. Semoga kalian mendapatkan pengalaman terbaik dalam mengelola diri dan organisasi. Shit happens. Jerks are everywhere. What's best will last. Apa yang kalian dapatkan di akhir perjalanan adalah apa yang kalian niatkan untuk cari di awal. Yang bertahan karena ingin mencari pengalaman, akan mendapatkan pengalaman terbaik. Yang terus terjaga karena pengen kompakan/solider sama teman2 se-Komako, akan mendapati berharganya pertemanan dan perjuangan bersama. Kudoakan semua bersenang-senang, dan juga semakin bertumbuh. Semoga tabah dan juga sehat selalu menghadapi minggu terakhir kuliah. Satu saat nanti giliran kalian yang akan berdiri di tengah Sansiro, mengenang masa ini, sebuah kisah klasik untuk masa depan. (Penghujung malam, 11 km dari aca

Batas Sabar

Ketika didera tekanan bertubi-tubi Saat dituntut ini itu tiada henti Lalu mendadak diminta patuh tanpa tapi Wajarkah bersabar? Saat semua yang dibangun diruntuhkan Ketika hasil kerja keras bertahun-tahun dipandang rendah Lalu diperintah bagaikan robot berkarat Boleh 'kan tak bersabar? Ketika makna hilang dihempas terpaan Saat tak ada lagi alasan untuk bertahan Hanya ada tanya berkecamuk dalam dada Tampak jelas batas kesabaran Sabar ada bukan hanya dalam menahan cobaan Sabar mewujud nyata dalam upaya dan usaha Sabar itu karena menerima dengan lapang dada Bahwa setiap yang datang kepada kita adalah guru Guru maha yang datang dengan tanya "Sabar ada batasnya" atau  "Kesabaran sejati tak terbatas"? ( Sepucuk pelipur lara buat pejuang Komako yang diuji kesabarannya beberapa hari ini. Maafkan alumnimu ya gaes)

Tidakkah Aneh (1)

Terinspirasi dari yang sedang ribet mengurusi temu alumni. Aku kemarin menemukan hal yang aneh terkait reunian. Entah cuma aku saja, atau banyak yang berpikir hal sama. Menurutku, ketika tinggal di sebuah kota, maka lebih tidak berminat diajak reunian di kota itu juga. Dalam kasusku, karena tinggal dan bermukim di Jogja, aku malah jarang ikut reuni atau ketemuan baik acara teman SMA ataupun teman kuliah. Dan biasanya yang mengajak reunian memang mereka yang dari luar Jogja atau sekarang bekerja di luar Jogja. Ya, Jogja memang ngangenin . Setiap sudut kota dan jalannya menyiratkan kenangan dan catatan. Tapi entah kenapa aku tidak berminat reunian di kota ini. Mungkin karena sudah bosan. Toh tiap hari juga bisa kalo sekadar mau kulineran gudeg atau bakmi jawa. Atau mungkin karena malah jadi menyepelekan? Maksudku, tidak sedikit teman SMA atau teman kuliahku yang sama-sama tinggal di Jogja saat ini. Tapi ya juga tidak pernah berkumpul untuk event khusus. Menurutku sih ya toh di Jogja

An Almost Weekend

This evening feels Like a weekend night Cars afloat heading home Almost weekend, but not quite so No work tomorrow Don't have to fight the traffic Gonna do my chores Almost weekend, but not quite so Friday will come One more to go Then there's Saturday Almost weekend, but not quite so Sat n Sun oh no fun Sat for duty as mother Sun for duty as daughter Almost weekend, but not quite so In a blink of an eye Sunday will be gone Then Monday will come No longer weekend, so I just have to let go

Sebelum Aku Pergi

Sebelum aku pergi Akan kuhirup dalam-dalam aroma senja di tepi Sansiro Kupandang lekat setiap pucuk daun dan kuntum bunga Kupejamkan mata sambil perlahan mengenang Setiap masa yang telah terlewati di atas tanah sunyi ini Sebelum aku pergi Akan kurekam dalam-dalam pemandangan dari kaca jendelaku Setiap emosi, tawa canda ceria kalian Gundah gulana gelisah kalian Yang datang dan pergi secepat wajah baru Yang hadir setiap awal tahun ajaran Sebelum aku pergi Akan kekemasi setiap lembar tak beraturan Kurapikan buku bacaan yang tak sempat kutamatkan Kutata ulang berkas dan laporan saksi mata bisu Kucermati setiap goresan yang tersisa Adakah kiranya yang berhak kubawa Sebelum aku pergi Akan kuucap lirih rasa sesal dan syukur Atas semua yang kualami d an kuhikmahi Kudekap erat setiap ide, nilai, rasa dan cinta Lalu kusimpan dalam lubuk hati terdalam Terimakasih

Si Ganteng Luki

Luki bisa dibilang tipikal kucing loreng oren (orange tabby ) berekor panjang. Kita bisa dengan mudah menemui klannya di jalanan. Kenapa dia ganteng buatku? Hm, mungkin karena bentuk wajah dan kepalanya yang langsing terlihat anggun dan berkelas. Mungkin juga karena kepribadiannya yang kalem dan (sok) jual mahal, padahal senang bermanja. ( Mirip siapa yaaaa ...) Luki adalah kucing pertama kami. Kami mengadopsinya dari Pondok Pengayom Satwa di Ragunan, Jakarta Selatan. Di sebuah Sabtu di bulan April 2010, kami pergi kesana untuk survei kucing-kucing liar yang sudah direhabilitasi di PPS. Ada banyak sekali kucing di sana, baik yang dibuang atau diselamatkan, kesemuanya bisa diadopsi dengan tebusan biaya vaksinasi dan cek kesehatan. Sayang hari itu kami belum menemukan yang sreg di hati. Sabtu berikutnya kami datang lagi, kali ini sudah siap dengan biaya adopsi dan juga kandang oranye terang. Kali itu kami memeriksa gedung hunian lain yang belum sempat kami cermati. Di hunian tempat an

Cipo

Cipo adalah anak, eh, kucing kedua dalam keluarga kecil kami. Kami memeliharanya sekitar empat bulan setelah mengadopsi Luki. Cipo, si kucing emper toko, begitulah asal cerita dan namanya. Di suatu pagi di bilangan Beji, Depok, hampir tujuh tahun yang lalu. Aku baru saja selesai belanja sayur dan lauk ketika mampir di sebuah toko kelontong. Di sanalah kutemuinya, anak kucing lucu tiduran di atas tumpukan kardus di depan toko kelontong. Warna putih bertotol abu-abu membuatnya tampak menggemaskan. Kuelus dan kusapa dia. Eh pemilik toko mempersilakanku membawanya. Kutanya, induknya mana. Pemilik toko berkata sepertinya sudah disapih, induknya meninggalkannya di sekitar toko, entah mereka tinggal dimana. Aku tak yakin ingin menambah satu kucing lagi, belum tentu juga Luki bisa menerimanya. Akupun berlalu menuju rumah. Tak disangka, kucing kecil itu mengikutiku di belakang. Kucoba mengusirnya dengan halus tapi dia terus mengikutiku sambil mengeong pelan. Nuraniku mulai terusik. Aku selama

Summer's Here!

Okay, baiklah. Indonesia tidak punya summer . Kita punya musim kemarau atau musim kering. Tetap saja, aku senang sekali! Akhirnya hari-hari basah dan mendung berlalu. Selamat datang malam cerah berbintang! Selamat datang langit biru! Salah satu hal paling menyenangkan di musim ini adalah naik motor menikmati malam di kota. Ah, serasa dunia yang berbeda. Inilah kehidupan urban. Di mana siangnya panas dan padat dengan riuh orang bekerja. Dan malamnya bagai tak berujung, berhamparkan gemerlap lampu kota dari jalanan dan gedung-gedung tinggi. Selamat datang!

Bekal Wawancara Kerja

Anggaplah ini intisari dari sebuah pelatihan tentang wawancara. Apa bekal utama untuk persiapan wawancara kerja? Ternyata gampang-gampang susah. Apakah itu? Pengalaman. Stories & journey. Pihak HRD atau pewawancara menggunakan beberapa jenis kerangka kerja saat mewawancara, tapi secara umum mereka akan menggali karakter kita dan seberapa cocok dengan kebutuhan mereka. Salah satu kerangka yang umum dipakai adalah STAR Interview: Situation, Task, Action, and Result . Pewawancara (dengan berbagai ragam liku jenis pertanyaan) secara umum akan bertanya tentang: S-Situation: Apa saja pengalaman organisasi Anda? T-Task: Apa peran atau tugas Anda di sana? A-Action: Apa yang Anda lakukan untuk menjalankan peran atau mencapai tugas Anda? R-Result: Apa hasil dari tindakan Anda? Masalah apa yang selesai? Tujuan seperti apa yang tercapai? Semakin jelas dan spesifik cerita kita, semakin baik. Susah? Tidak juga, hanya seperti bercerita atau presentasi. Tapi tidak segampang itu. Jika

Ibu Versi Beta

Okey, a beta version mom. That's pretty much describing me. Apakah aku seorang ibu? Hm, bila faktanya aku sudah mengandung, melahirkan, menyusui, lalu memastikan anakku tidak lapar ataupun sakit, selalu bersih dan bisa tidur nyenyak, ya kurasa aku seorang ibu. Tapi kurasa aku belum (jika bukan tidak) menjadi ibu. Being a mother. And not just doing a job as a mother. Karena aku tidak sabaran menghadapi tingkah anakku, terlalu sering mengomelinya, tidak kreatif menemaninya bermain, dan seringkali lebih tenggelam bersama gawaiku daripada menatap dalam-dalam matanya. Anakku sudah 'sekolah' dari umur 18 bulan. Ya tentu karena aku bekerja kantoran. Dilematis? Awalnya. Tapi kemudian aku bersyukur. Belum tentu waktunya bersamaku lebih berkualitas dibanding bersama bu guru, pengasuh dan teman-temannya. Bukan karena aku tidak ingin bersamanya tapi ya bagaimana ya... Mungkin karena memang peran domestik bukanlah bakat terbaikku. No, really! Tipe kepribadian ENTP adalah tipe kedua

Senja Terbaik

Berdua di tepian gedung tua Memandang lembut ke arah barat Semburat jingga menyeruak Perlahan merasuki ruang jiwa "Aku harus pulang, Sayang", ujarku Terimakasih untuk menit demi menit Yang terasa bagai putaran detik Tak pernah cukup Kita ikat janji 'tuk bersua Esok lagi memadu kasih Lewat untaian kata dan tatapan Luapan pikiran dan ungkapan Saat kita berdua Bicara bertukar kata Mengutuki hidup Menikmati waktu Lalu kita hentikan Beberapa saat sebelum gelap Saat rindu mulai menggantung Sebelum hasrat kian pekat Itulah Senja terbaik

Goodbyes

I guess I'm not good with goodbye(s) In fact, I rarely said goodbye To people, to the cities I lived before To memories Maybe because I don't want to say goodbye Maybe because there's no such thing as goodbye Maybe because I, secretly or not, don't want to say it Maybe because I cannot I don't think I have negative experience with goodbye My grandparents died when I was in elementary But I wasn't that close to them I never lose anything or anyone in a traumatic sense So why is it so hard to let go of someone? Someone who is actually nobody in my life Why is it difficult to imagine the pictures fading away? That the memories will someday vanish What is it that I'm holding on? Is it the memories The images Or the emotions that comes along?

Kak Ran

Pembaca serial Detective Conan pasti tak asing dengan tokoh Ran Mouri. Perempuan muda (semacam) kekasih Shinichi Kudo ini hampir tak pernah luput hadir di setiap chapter kisah sang detektif muda. Komik ini pertama kali kubaca tak jauh dari waktu peluncurannya di Indonesia, tahun 1996. Yup, sudah lebih dari dua puluh tahun yang lalu. Dan seperti umumnya komik, waktu di dimensi mereka memang tak masuk di akal di dimensi nyata. Sudah 87 volume buku di rentang 22 tahun, belum juga kisahnya usai. Dan sejak pertama membacanya aku langsung jatuh hati pada Ran Mouri. Dulu aku sering menggambarnya, menulis simbol katakana namanya, menggunakannya sebagai nama email pertamaku, dan hingga kini aku masih menggunakan "ran" sebagai parafku. Kenapa aku suka sekali dengan tokoh Ran Mouri? Tentu bukan hanya karena kesamaan tiga huruf pertama nama panggilan kami. Mungkin karena dia perempuan cengeng tapi tangguh pertama yang kukenal. Maksudku, di satu waktu dia bisa menghajar penjahat dengan